2.1.Pengertian Kata Ulang (Reduplikasi).
Reduplikasi merupakan peristiwa pembentukan kata melalui pengulangan bentuk dasar baik keseluruhan maupun sebagian, baik berkombinasi dengan afiks maupun tidak, baik bervariasi fonem maupun tidak.
2.2.Prinsip-Prinsip Penetuan Kata Ulang
a.Kelas kata bentuk dasar kata ulang sama dengan kelas kata kata ulangnya.
Berdasarkan ciri ini, dapatlah dikemukakan bahwa aoabila suatu kata ulang berkelas kata benda bentuk dasarnya berkelas kata benda, begitu juga kelas kata yang lain. Contoh :
Kata ulang Bentuk dasarnya
Gedung – gedung ( KB)
Membaca – baca (KK)
Pelan – pelan (KS) Gedung (KB)
Membaca (KK)
Pelan (KS)
Beberapa kata semacam leluhur, pepatah, sesame. Selama ini dikenal sebagai kata ulang. Jika kata – kata tersebut disikapi dari ciri pertama maka kata – kata tersebut tidak termasuk kata ulang.
Contoh: leluhur bisa berarti nenek moyang, jadi kelas katanya adalah kata benda. Bentuk dasarnya adalah luhur yang jelas berkelas kata sifat. Oleh sebab itu leluhur tidak termasuk kata ulang karena bentuk kata ulang tidak memiliki kelas kata yang sama dengan bentuk dasarnya,begitu pula dengan kata pepatah dan sesama.
b.Bentuk dasar kata ulang biasa digunakan dalam Bahasa Indonesia.
Sebagaimana pada kata ulangnya, bentuk dasarnya pun ada dalam pemakaian bahasa. Maksud dalam pemakaian bahasa adalah dapat dipakai dalam konteks kalimat. Berdasarkan ciri kedua ini beberapa contoh kata ulang beserta bentuk dasarnya sebagai berikut:
Kata ulang Bentuk dasarnya
Melaku – lakukan
Menyatu - nyatukan
Melari – larikan
Melakukan, bukan melaku
Menyatukan bukan menyatu
Melarikan bukan melari atau larikan
Kata mondar – mandir, pontang – panting, compang – camping, kocar – kacir, sulit untuk diterima sebagai kata ulang. Sebab ditinjau dari ciri kedua ini tidak pernah ada kocar atau kacir saja didalam penggunakan bahasa Indonesia begitu pula dengan kata – kata yang lain.
c.Arti bentuk dasar kata ulang selalu berhubungan dengan kata ulangnya.
Berdasarkan ciri ini, jelaslah bahwa bentuk alun bukan merupakan bentuk dasar dari kata alun – alun,bentuk undang bukan merupakan bentuk dasar dari kata undang – undang dan masioh banyak lagi.Oleh sebab itu kata – kata tersebut bukan merupakan kata ulang.
Sedangkan yang bisa dikatakan kata ulang pada prisip ini adalah tetamu, pepohon, dedahan.
2.3.Macam-Macam Kata Ulang
Jenis pengulangan ini didasarkan pada bagaimana bentuk dasar kata ulang itu diulang. Berdasarkan hasil penelitian ternyata dalam bahasa Indonesia ada empat jenis pengulangan yaitu :
1. Pengulangan seluruh
2. Pengulangan sebagian
3. Pengulangan yang berkombinasi dengan pembubuhan afiks.
4. Pengulangan dengan perubahan fonem.
1. Pengulangan seluruh
Yang dimaksud dengan pengulangan seluruh ialah pengulangan bentuk dasar secara keseluruhan, tanpa berkombinasi dengan pembubuhan afiks dan tanpa perubahan fonem.contoh :
Bentuk dasar Hasil pengulangan seluruh
Batu
Sembilan
Persatuan
Pembangunan
Batu – batu
Sembilan – sembilan
Persatuan – persatuan
Pembangunan - pembangunan
2. Pengulangan sebagaian
Pengulangan sebagian adalah pengulangan bentuk dasar secara sebagiantanpa perubahan fonem.contoh:
Bentuk dasar Hasil pengulangan sebagian
Memanggil
Berlari
Perlahan
Berkata
Minuman Memanggil – manggil
Berlari – lari
Perlahan – lahan
Berkata – kata
Minum – minuman
3.Pengulangan yang berkombinasi dengan pembubuhan afiks
Yang dimaksud dengan pengulangan yang berkombinasi dengan pembubuhan afiks ialah pengulangan bentuk dasar disertai dengan penambahan afiks secara bersama-sama dan bersama – sama pula mendukung satu arti.
Contoh:
Bentuk pengulangan dan pembubuhan afiks
Dasar + = hasil pengulangan
Rumah + ( pengulangan )- an rumah – rumahan
Kuning + ke – ( pengulangan)- an kekuning - kuningan
Baik + se – (pengulangan)- nya sebaik - baiknya
4.Pengulangan dengan perubahan fonem
Yang dimaksud dengan pengulangan dengan perubahan fonem ialah pengulangan bentuk dasar dengan disertai perubahan fonem. Pengulangan jenis ini sudah tidak produktif lagi dalam bahasa Indonesia akan tetapi, berdasarkan hasil perbandingan masih dapat dibuktikan bahwa pengulangan jenis ini memang ada dalam bahasa Indonesia. Misalnya kata ulang gerak - gerik. Telah diketahui bahwa kata ulang itu berbentuk dasar gerak setelah dibandingkan dengan bentuk – bentuk misalnya akan menggerakan, digerakkan, pergerakan, bergerak, dan penggerakan.
Disamping bentuk dasarnya diulang yaitu gerak, fonem/ a/ pada bentuk dasarnya diubah menjadi fonem /i / sehingga pengulangannya menjadi gerik.
Dalam bahasa indonesia ada dua macam model pengulangan perubahan fonem yaitu pengulangan fonem vokal dan pengulangan fonem konsonan. Contoh pengulangan den gan perubahan fonem vokal adalah bolak - balik dengan bentuk dasarnya balik, serba serbi dengan bentuk dasarnya serba dan robak - robek dengan bentuk dasarnya robek.
Contoh pengulangan dengan perubahan fonem konsonan ialah lauk - pauk dengan bentuk dasarnya lauk, ramah tamah bentuk dasarnya ramah dan beras petas dengan bentuk dasarnya beras.
DAFTAR PUSTAKA
Sutwijaya,Alam.Dkk.1996/1997.Morfologi Bahasa Indonesia.Jakarta:Depdiknas.
Muslich,Mansur.2008.Tata Bentuk Bahasa Indonesia.Jakarta:Bumi Aksara.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar