Ketika hatiku mulai terketuk, tiada diam yang
terlaksana kali ini, namun keberanian . Aku akan mulai bergerak menjadi sosok
yang dianggap tiada menjadi ada. Semuanya memang perlu waktu dan proses. Untuk
itulah aku ada di sini. Sebagai insan yang baru menyadari bahwa mimpi dan
harapan harus segera dikejar, ku biarkan pikiran dan raga ini bergerak sekarang
juga. Bukan Nanti ataupun esok. Sekarang
dan detik ini juga, sebuah perubahan harus menggerogoti rasa jenuh yang sempat
menghambat hati.
Senin, 07 Mei 2012
SADAR
Minggu, 06 Mei 2012
Mengajar
Anak Didikku
(murid-muridku narsis-narsis buanget)
Ini adalah guru pamong di SMP 4 Singaraja
Tulisan Untuk Guruku
Sesak aku menangis mengurai air mata kepadamu. Aku meluapkannya. Aku biarkan rasa sakitku,engkau tahu. Aku mengkritikmu. Aku memvonismu. Semua kulakukan agar aku lega. Ya, aku lega kala itu. Namun semakin kurenungkan, aku tersadar. Aku telah menyakitimu.
Tak ada wujud terimakasih yang kulontarkan kepadamu. Aku hanya mengeluhkan perlakuanmu. Aku tak bisa jeli melihat kasih sayangmu dan penghargaan tiap katamu. Maafkan aku guruku. Maafkan kesombonganku. Aku telah menutup mataku, menutup hatiku, menutup semua gerbang kesadaranku. Aku terlalu egois,wahai guru. Manjaku membuat semua nampak sulit.
Kini aku kembali memejamkan mata, aku merenungkan hari-hariku bersamamu. Kuingat semua kenangan yang telah berlalu. Ku ingat semua kritikmu, kuingat tiap kata yang kau ucap. Engkau memang benar-benar ada. Engkau benar-benar nyata Engkaulah guru hidupku. Untaian maaf dan terimakasih kulukiskan pada tulisan ini agar engkau tahu ada seorang murid yang sangat nakal di sini. Dia begitu naïf.
Langganan:
Postingan (Atom)